Tanaman porang yang hidup subur di kawasan hutan tropis ternyata memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan. Selain bisa ditanam di dataran rendah, Porang dengan mudah hidup di antara tegakan pohon hutan seperti misalnya Jati dan Pohon Sono.
Berangkat dari alasan ini, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwodadi menggandeng lima lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) membudidayakan tanaman bernama latin Amor Phophallus Onchophyllus tersebut sejak beberapa tahun terakhir.
‘’Kerja sama antara Perhutani dan LMDH berkait pembudidayaan Porang telah dimulai sejak tahun 2005- 2007. Yakni, dengan LMDH Ngudi Makmur Desa Katekan, Jati Makmur Desa Sumber Jatipohon, Wono Martani Desa Karangrejo, Batur Wana Desa Kemadohbatur, dan LMDH Hutan Lestari Desa Tambakselo,’’ kata Administratur/ KKPH Purwodadi Ir Benyamin Harisantoso M ForSci didampingi KTU Soegiarto Kamis (15/5).
Menurutnya, hasil kerja sama dengan kelima LMDH tergolong berhasil. Lahan perhutani seluas 37, 4 hektare yang ditanami Porang tumbuh subur merata di sembilan petak hutan wilayah RPH Jangglengan, Sengker, Tlogomanik, Kemadohbatur, dan Anggil-anggil.
Bahkan, lanjut Mantan KKPH Balapulang Tega tersebut untuk tanaman yang usianya hampir mencapai tiga tahun sudah bisa dipanen awal Agustus mendatang. KPH Purwodadi bersama petani penggarap lahan hutan (pesanggem) saat ini tengah menanti panen raya perdana buah Porang tersebut.
Miliaran Rupiah
Dikatakan, proses keberhasilan menanam Porang nantinya akan dinikmati sepenuhnya oleh petani. Sebagai contoh, petani di Desa Klangon Kecamatan Saradan Madiun Jatim, berhasil memetik keuntungan sebesar Rp 5,5 miliar dengan menanam Porang selama beberapa tahun.
Di kawasan itu Porang dibudidayakan diatas lahan hampir 615 hektare oleh 515 orang petani dengan produktivitas tanaman mencapai sembilan ton per hektare. Sementara total produksi adalah 5.535 ton sekali panen yang kemudian di ekspor ke sejumlah negara. Jepang adalah negara utama pengimpor Porang dari Indonesia.
Umbi Porang menjadi menu favorit sebagian besar masyarakat disana setelah diolah menjadi makanan Konyaku (tahu) dan Shirataki (mie). Bisa dipastikan, sampai kapan pun pengiriman Porang dari Indonesia akan selalu laris di negara Matahari Terbit tersebut.
Kepala Sub Seksi PHBM dan Binling, Suyanto menambahkan, selain diolah menjadi makanan ternyata Porang memiliki banyak manfaat. Antara lain dipakai sebagai perekat lem pesawat terbang, campuran bahan baku industri, bahan dasar industri perfilman, hingga diolah menjadi minuman penyegar tubuh.
Ditulis oleh Suara Merdeka
Post a Comment Blogger Facebook
Silahkan mengisi komentar sebelum meninggalkan Job Market Fair, melalui komentar Blogger / Facebook.
Ketentuan :
• Login Facebook atau Google account untuk memberikan komentar
• Komentar sesuai tema dan tidak berkomentar mengandung unsur SARA dan Pornografi
• Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, akan dimasukkan ke folder SPAM