Job Market Fair

0
Memulai Bisnis Bermodal Bismillah
Orang seringkali tidak menyadari manfaat dan daya kekuatan yang luar biasa dari kalimat bismillah (dengan menyebut nama Allah SWT). Tapi tidak bagi Bupati Lamongan, H Masfuk SH. Kalimat sakti sekaligus doa bagi seorang muslim tersebut adalah modal yang diwariskan kedua orang tuanya. Dan berbekal modal inilah, Masfuk bisa merengkuh sukses seperti saat ini.

Bulan puasa adalah waktu yang sangat istimewa bagi Masfuk. Di bulan suci inilah, tercermin jelas semangat dan laku hidup yang diugeminya. Bahwa tidak ada sesuatu yang sulit, kalau seseorang benar-benar mau menjalankannya.

Karena puasa dalam artian, menahan lapar dan dahaga menjelang fajar hingga terbenamnya matahari adalah suatu bentuk implementasi dari kerja keras. Menjalankan syariat agama sesuai rambu dan aturan yang ditentukan. “Jika bukan karena menjalankan ibadah, pasti orang akan menyebut orang yang tidak makan dan minum sehari adalah orang miskin. Tapi karena puasa, pernyataan itupun tak ada,” ujarnya.

Orang nomor satu di Lamongan inipun lantas melayangkan memorinya ketika masih hidup bersama orang tuanya di Dusun Dalung, Desa Jatirenggo, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan. Saat hidup masih menderita dan serba kekurangan. Tinggalpun di rumah ukuran 3 x 9 meter yang di huni 14 orang. Saudara Masfuk 12 orang, dua diantaranya sudah almarhum.

"Emak saya waktu itu seorang penjual ikan asin, sementara bapak jadi makelar sepeda," kenangnya menceritakan pahit getirnya kehidupan yang pernah dialami.

Meski demikian, kemiskinan, bagi suami Hj Endang Riyanti ini bukanlah sesuatu yang harus diratapi. Tapi harus dijalani sambil berupaya untuk mengubah nasib. Karena Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang, kalau orang itu tak mau mengubah nasibnya sendiri.

Berbekal motto dari nash Al-qur'an itulah, ketika usia 24 tahun, usai lulus dari Fakultas Hukum Unair, pria kelahiran 6 Juni 1962 ini bertekad mengubah peruntungan hidup. Dia lantas menyatakan niatnya untuk berwiraswasta jika orang tuanya punya modal. Dengan spontan H Rokib (alm.) dan Hj Martiah - kedua orang tua Masfuk menjawab, “Modal apa. Wes tak sangoni bismillah ae (sudah, saya beri modal bismillah saja),” ujar Masfuk menirukan ucapan orang tuanya.

Mendapat jawaban seperti itu, bukan lantas membuat Masfuk patah arang. Dia malah semakin termotivasi. Karena bagi seorang muslim, modal bismillah adalah modal yang luar biasa. Pantang menyerah untuk meraih sesuatu. Segala sesuatu itu positif (baik) dan kekuasaan tertinggi hanya milik Allah SWT. “Dan dengan izin-Nya, semua pasti akan menjadi mudah.

Dari situlah, modal bismillah telah menjadi backing yang terbesar dalam kehidupan saya,” tegas bapak dua anak ini.

Akhirnya Masfuk muda mendapat modal Rp 15.000 untuk berwiraswasta. Pinjaman dari salah seorang pamannya. Berbekal modal itulah, sekitar akhir 1980-an, dia mulai meniti usaha dari nol menjadi pedagang kaki lima (PKL), menjual cincin yang terbuat dari perak (monel) di Surabaya. Ketika jadi PKL inilah, Masfuk mengaku pernah diusir aparat dari Tramtib Pemkot Surabaya ketika ia nekad berjualan di dekat gedung Balai Pemuda yang sedang acara pameran.

Langkah itu dilakukan, karena suatu produk kalau tidak diperkenalkan pasti tidak akan diketahui konsumen (masyarakat). Dari sinilah, Masfuk kerap menawarkan monel yang dijualkan dengan cara keliling gang untuk meyakinkan calon pembelinya dan sejumlah kreasi serta strategi marketing lainnya.

Berkat kepiawaian marketingnya, omzet penjualan produknya makin meningkat dan usahanya juga terus berkembang. Tidak hanya memasarkan ke daerah lain di Indonesia, tapi juga ke luar negeri.

Kini, gerai milik Masfuk ada 120 dan tersebar di seluruh Indonesia dengan mempekerjakan sekitar 2.000 karyawan di bawah naungan tujuh perusahaan miliknya.

Sayap usaha juga makin melebar. Dari sebelumnya hanya bergerak di bidang usaha perhiasan di bawah Kelompok Eka Group, merambah sektor lain, seperti otomotif dengan bendera PT Eka Mobilindo dan PT Smas Eka Persada untuk industri sofa spring. Pendapatannya juga membumbung tinggi, dari hanya ratusan perak per bulan menjadi miliaran rupiah. “Semua itu teraih karena modal bismillah,” tegas Ketua Umum Persela ini.

Dengan modal yang sama pulalah, Masfuk berusaha membangun dan memajukan Kabupaten Lamongan selama dua periode pemerintahannya, sejak 2001 hingga sekarang. Bismillah menggunakan konsep 'pemerintahan wirausaha', yakni memasukan semangat wirausaha dalam birokrasi. Selain itu, dirinya juga melarang tegas saudara-saudara mencari proyek di Lamongan.

“Kalau sudah bisa cari makan sendiri, jangan ngriwui dengan mencari proyek di sini,” tegasnya.

Hasilnya, Lamongan tak lagi dianggap daerah udik, terbelakang, dan miskin investasi.

Tapi sudah sejajar dengan daerah maju lainnya. Malah karena pesatnya perkembangan pembangunan di Lamongan, Mei 2008 lalu, Masfuk terpilih sebagai Bupati terbaik se-Indonesia di bidang pengembangan perdagangan, pariwisata, dan investasi setelah menerima penghargaan regional trade tourism and investmen (RTTI) award dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI kerja sama dengan Mendagri dan Mark Plus (asosiasi marketing Indonesia). Di luar setumpuk penghargaan prestisius lainnya. ***/MUJIB ANWAR


Post a Comment Blogger

Silahkan mengisi komentar sebelum meninggalkan Job Market Fair, melalui komentar Blogger / Facebook.

Ketentuan :
• Login Facebook atau Google account untuk memberikan komentar
• Komentar sesuai tema dan tidak berkomentar mengandung unsur SARA dan Pornografi
• Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, akan dimasukkan ke folder SPAM

 
Top